Kamis, 13 September 2012

islam pada masa pembaharuan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Kita telah belajar banyak mengenai sejarah islam, yang tentunya telah mengisahkan perjalanan perkembangan agama islam yang turun naik, pasang surut gelombang kemajuan dan kemunduran islam. Kini umat islam tengah memikirkan kembali  bagaimana cara memajukan dirinya. Pembaharuan terjadi hampir diseluruh negara islam, terutama Negara-negara yang pernah dijajah oleh kekuatan barat, seperti Turki, India, Mesir. Pembaharuan tersebut hingga sekarang masih terus berlanjut untuk mencapai tujuannya yang diinginkan. Dan hasilnya telah dipublikasikan baik dalam bentuk artikel, buku, dakwah maupun dengan lisan.
Dari keadaan demikian itu, muncullah suatu bidang studi pembaharuan dalam islam dan untuk mengkaji  berbagai upaya pembaharuan berikut pemikiran, tokoh-tokoh, strategi dan keberhasilannya, disini kami mencoba sedikit mengulas mengenai ‘Model Penelitian Pemikiran Modern Dalam Islam’
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Istilah Pembaharuan
Istilah pembaharuan ini, oleh Harun Nasution cenderung menganalogikan istilah “pembaharuan” dengan “modernism”, karena istilah terahir dalam masyarakat barat mengandung arti pikiran., aliran, gerakan dan usaha mengubah paham-paham istiadat, institusi lama dan lain sebagianya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi modern. Gagasan ini muncul di barat dengan tujuan. Menyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama Katolik dan Protestan dengan ilmu pengetahuan modern.
Menurut paham Revivalisasi, pembaharuan adalah membangkitkan kembali Islam yang  murni (maksud disini tetap dalam kontek pembaharuan dalam Islam) sebagai mana yang telah pernah dicontohkan Nabi dan kaum Salaf.
Dalam kamus Oxford pembaharuan dikenal dengan istilah resurgence diartikan sebagai kegiatan yang muncul kembali. Pengertian ini mengandung tiga hal:
  1. “Suatu pandangan dari dalam”dimana suatu cara  kaum muslimin melihat bertambahnya dampak agama diantara para penganutnya. Sehingga keberadaan Islam disini menjadi penting kembali. Dalam artian memperoleh kembali prestasi  dan kehormatan dirinya”
  2. “Kebangkitan kembali” menunjukan bahwa keadaan tersebut telah terjadi sebelumnya. Jejak Nabi dan para pengikutnya dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap pemikiran orang-orang yang menaruh pada jalan hidup umat islam.
  3. “Kebangkitan kembali sebagai suatu konsep” mengandung paham tentang suatu tantangan, bahkan suatu ancaman terhadap pengikut pandangan-pandangan lain Penjajahan Bangsa Barat Atas Dunia Islam

  1. Latar Belakang Islam Pada Masa Pembaharuan
    1. Penjajahan Dunia Batar Atas Bangsa Islam
Ketika berada dibawah kerajaan Islam Mughal, India merupakan negeri yang cukup kaya hasil pertaniannya. Kekayaan inilah ynag menyebabkan para pedagang Eropa datang. Kedatangan mereka bukan hanya untuk berdagang, tetapi juga untuk memonopoli perdagangan dan menguasai negeri. Pada awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai memasuki wilayah India. Ada tahun 1611 M, Inggris mendapat ijin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M, Belanda mendapatkan ijin yang sama.
Pada tahun 1761 M para penguasa di wilayah tersebut berusaha melakukan penawanan untuk mempertahankan wilayah kekuasaanya. Tapi mereka tidak mampu mengalahkan kekuatan pasukan Inggris. Ahkirnya daerah Quth Bengal dan Orissa  jatuh ketangan Inggris.  Kemudian pada tahun 1803 M, pusat kerajaan Islam Mughal, Delhi, bereda dibawah bayang-bayang Inggris. Inggris menggunakan kekuatan Sikh Hindu untuk melawan kekuatan Mughal Dengan bantuan kekuasaan tersebut, ahkirnya Inggris dengan leluasa mengembangkan sayap kekuasaanya di anak benua India dan sekitarnya.
Pesaing terbesar pedagang Islam adalah Inggris. Sejak datang kewilayah Asia Tenggara, hususnya di semenanjung Malasyia, Inggris mulai mendominasi perdagangan  dan politik. Persaingan itu terlihat dari usaha masing-masing yang ingin merebut hasil rempah-rempah. Penjajah bangsa-bangsa Barat ini baru berakhir pada abad ke-20 M setelah masing-masing wilayah melakukan pemberontakan dan memerdekakan diri. (Murodi, 2008: 177-179)
1.      Penjajahan Barat Ketimur Tengah
Kemajuan bangsa Barat dalam berbagai bidang telah membuat kerajaan Turki menjadi kecil dihadapan Eropa. Akan tetap kebesaran nama Turki Usmani membuat bangsa Eropa segan menyerang kekuatan Usmani, namun kekalahan Turki Usmani dalam pertempuran di Wina pada 1783 M, membuka bangsa-bangsa Eropa bahwa kekuatan Turki Usmani telah mundur jauh. Kekalahan Turki dalam setiap pertempuran, menyebabkan wilayah satu persatu wilayah Islam yang berada di bawah kekuatan Turki Usmani memisahkan diri. Tidak hanya  itu, wilayah yang  dulunya berada dibawah kekuaaan Turki Usmani, diambil oleh bangsa-bangsa Barat. (Badri yatim, 2004 : 165-169)
Penetrasi bangsa Barat atas dunia Islam di Timur Tengah, pertama kali dilakukan oleh Inggris dan Perancis, dua Negara Eropa Barat yang tengah bersing. Inggris pertama kali menguasai India karena pesaing itu Perancis berusaha memutus komunikasi antara Iggris dibarat dan India Timur. Oleh karena itu pintu gerbang ke India, yaitu Mesir harus berada di wilayah kekuasaanya. Untuk maksud tersebut, Mesir ditaklukan Perancis pada 1798 M. jatuhnya wilayah Islam ketangan Bangsa Barat menandai kemunduran umat Islam. Sejak saat itu, masarakat muslim melakukan perlawanan dan pemberontakan terhadap penjajahan yang dilakukan bangsa Barat. (Badri Yatim, 2004 : 169-170)
Selain itu, Negara-negara yang ikut menjajah wilayah Timur Tengah adalah Spanyol dan Portugis. Adapun  Beberapa faktor yang dilakukan oleh bangsa Barat dalam menjajah Timur Tengah  adalah
v Penyebaran agama Kristen
v Bangsa ini memiliki agenda untuk menyebarkan misi Kristen di Negara jajahanya
Kedua Negara ini masih menyisakan pengalaman sejarah pahit selama beberapa abad ketika berada dibawah kekuasaan Islam. Misalnya Portugis yang membawa tiga misi Gold Glory dan Gospel (kekayaan, kejayaan dan penyebaran). Ketiga misi inilah yang diteriakan dalam menaklukan Negara-negara itu. (Murodi, 2008 : 179-182)

  1. Perkembangan Ajaran Islam Pada Saat Itu Meliputi , Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan.
    1. Pada Bidang Akidah
Salah satu pelopor pembaruan dalam dunia islam barat adalah suatu aliran yang bernama Wahabiyah sangat berpengaruh di Abad KE-19. Pelopornya adalah Muhammad Abdul Wahabiyah (1703-1787) yang berasal dari Nejed, Saudi Arabia. Pemikiranya adalah upaya memperbaiki keadan umat Islam dan merupakan reaksi dari paham tauhid yang terdapat dikalangan Umat Islam saat itu. Dimana paham-paham tauhid mereka telah tercampur dengan ajaran-ajaran lain sejak abad ke-13.
Adapun aliran yang menyeleweng pada saat itu orang-orang yang sering meminta pertolongan atau bantuan kepada makam-makam Syeh yang telah meninggal. Adapula yang meminta pertolongan untuk menyelesaikan masalah sehari hari, meminta anak, jodoh bahkan ada yang meminta kekayaan. Paham ini menurut paham wahabiyah termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi di panjatkan kepada Allah.
Masalah Tauhid merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatianya pada persoalan ini.
  
Adapun pokok-pokok pemikiranya adalah:
-       Yang harus disembah hanyalah Allah dan orang-orang yang menyembah selain Allah dinyatakan Musyrik.
-       Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham Tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan kepada selain Allah, melainkan kepada Syeh, Wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berprilaku demikian juga dikatakan musyrik.
-       Menyebut nama Nabi, Syeh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan syirik.
-       Meminta syafaat selain kepada Allah juga syirik.
-       Bernazar kepada selain Allah juga syirik.
-       Memperoleh pengetahuan selain dari Al-qur’an, Hadis dan Qiyas merupakan kekufuran.
-       Tidak mempercayai kepada Qada’ dan Qadar juga mmerupakan kekufuran.
-       Menafsirkan Al-qur’an dengan Ta’wil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Untuk mnegembalikan kemurnian Tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain yang membawa kepada paham syirik, mereka berusaha menghapuskan paham ini. Pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan di abad ke-19 adalah:
  • Hanya Al qur’an dan Hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajran Islam. Dan pendapat ulama’ bukanlah sumber, menurut paham wahabiyah.
  • Taklid kepada ulama’ tidak dibeanarkan.
  • Pintu ijtihad senantiasa terbuka tidak tertutup.
Muhammd Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikiranya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibnu Su’ud dan putranya Abdul Aziz. paham-pahamnya tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga ditahun 1773 M mereka mendapat mayoritas di Riyadh. Pada tahun 1787 Muhammad Abdul Wahab meninggal, namun ajaran-ajaranya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah.

  1. Islam Tokoh –Tokoh Pembahruan Islam Dan Pemikiranya
Islam menghendaki manusia menjankan yang didasarkan rasionalitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al-qur’an banyak memberi tingkat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, islam pun mengajarkan kepada manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilkinya karena berapa pun ilmu dan pengetahuan yang dimilik itu masih belum cukup untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang ada didunia.


Perkembangna ilmu pengetahuan yang terjadi pada abad modern diantaranya:
  1. Jamaludin Al afgani (Iran, 1838-turki, 1897)
Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh Sayyid Jamalidin Al Afgani. Gagasanya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, Mesir dan India. Meskipun sangat anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan Barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasan untuk mendirikan sebuah Universitas yang husus mengajarkan ilmu pengetahuan yang modern di Turki mengahdapai tantangan yang kuat dari para ulama’. Pada ahkirnya ia diusir dari Negara tersebut.
  1. Muhamada Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhamad Rasyid Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tresebut mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyid Rida mendapat pendidikan Islam tradisisonal dan menguasai bahasa asing ( prancis dan turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oleh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhamad Abduh dan diantaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan diparis dan disebarkan dimesir. Muhamd Abduh sebagaimana Muhamad Abdul Wahab dan Jamaluddin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah kedalam ajran Islam membuat umat Islam lupa akan ajran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
  1. Toha Husain (Mesir selatan 1889-1973)
Adalah seorang sejarawan dan filusuf yang sangat mendukung gagasan Muhamad Ali Pasya. Ia merupakan pendukungg modernism yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunaan) nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pendanganya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.

  1. Sayyid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al qardawi
Al Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yag dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan teknologiny, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al Qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslmin. Secara umum dunia Islam relative terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini dikalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang ,mempelajari sejarah dan filsafat ilmu  pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.
  1. Sirsayid Ahmad Khan (India 18817-1898)
Adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti Al afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengna al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain, penjelasan mengenai suatu peeristiwa dengan sebab-sebab yang bersifat fisik materiil. Di barat nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayul dan cengkraman kekuasaan gereja. Kini dengan semangat yang sama Ahmad Khan merasa wajib membeabaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al qur’an. Ia amat serius dengan upaya ini, antara lain: menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memilki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al qur’an.
1.      Sir Muhamad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi awal ke-20 adalah Sir Muhamdad Iqbal marupakan seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan memilki latar belakang yang bercorak tradisisonal islam. Kedua hal ini muncul dari karya utama di tahun 1930 yang berjudul the reconstruction of religious thought in islam (pembangunan kembali pemikiran keagamaan dalam Islam)
 Manfaat Sejarah Islam Pada Masa Pembahaaruan
1)   Sabar dan menanamkan sikap jihat yang sesuai dengan ajaran islam (Al-qur’an dan Hadist)
2)   Sebagai sumber inspirasi
3)   Sebagai motivasi diri untuk masa depan
4)   Membangun masa depan dengan pijakan-pijakan yang telah ada
5)   Kemampuan yang lebih baik (Bambang sags. 27 april 2009 at 4:30)(Nanpunya. Wopdpress. Com/2009/04/14. Manfaat sejarah islam pada masa pembaharuan.




1.      ANALISIS
Pada dasarnya materi di atas kesemuanya mengandung fakta dalam kejadian dan sejarah yang merupakan menurut urun waktu trerjadinya islam pada masa pembaharuan tapi di sisi lain ada juga yang mengandung seperti:
·         Konsep yaitu, pembaharuan merupakan membangkitkan kembali Islam yang  murni (maksud disini tetap dalam kontek pembaharuan dalam Islam) sebagai mana yang telah pernah dicontohkan Nabi dan kaum Salaf.
·         Prinsip, yaitu dasar-dasar yang dijadikan pemerintahan islam dalam memertahankan ajaran islam atas pengaruh ajaran-ajaran lain seperti upaya untuk memperbaiki kududukan islam paham Tauhid dan Islam pada saat itu yang telah bercampur aduk dengan ajaran-ajaran sejak abad ke-13.
·         Nilai, yaitu hikmah yang dapat kita ambil pada masa pembaharuan islam dalam memperjuangkan sajaran islam serta pemerintahan islam.
·         Proses, yaitu proses terjadinya dalam pembaharuan islam itu sendiri.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari Perkembangan Islam pada Masa Modern adalah masa yang di mulai pada tahun 1800 M dimana umat islam sadar terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang.

B.     Saran
Perkembangan islam pada awalnya memang agak terlambat dari negara Eropa. Tetapi, dengan adanya kesadaran dari umat muslim bahwa ilmu pengetahuan itu penting. Muncullah tokoh-tokoh islam pada masa Pembaharuan yang mengusahakan agar islam tidak ketinggalan terlalu jauh dari bangsa-bangsa barat (eropa). Mereka melakukan modernisasi dalam bidang pendidikan sampai mendirikan perguruan-perguruan tinggi untuk menyebarkan ilmu.
Untuk itu, sebagai umat muslim hendaknya kita meniru semagat para tokoh-tokoh islam yang berjuang agar islam tidak ketinggalan dengan bangsa eropa. Dengan begitu islam tidak akan mudah kalah dengan bangsa barat (eropa).


DAFTAR PUSTAKA
-       HBTS. WordPress.Com/20/08/12/16. Perkembangan  Islam Pada Masa Pembaharuan
-       Nanpunya. WordPress. Com/2009/04/14/.Manfaat Sejarah Islam Pada Masa Pembaharuan
-       Nanpunya. WordPress. Com/20/09/06/. Perkembangan Islam Pada Masa Pembaharuan
-       Murodi. 2008.Sejarah Kebudayaan Islam (kurikulum 2008, Madrasah Aliyah kelas XII). Semarang: karya Toha Putra
-       Yatim, Badri. 2004. Sejarah Kebudayaan Islam (Dirasah islamiyah), Jakarta : Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar